Saturday, June 27, 2009

Pengorbanan


Apa pengorbanan yang terbesar yang pernah anda lakukan dalam hidup anda?

pastinya pelbagai kisah pengorbanan dalam hidup kita,

aku plak tak tau samaada ini semua pengorbanan atau tanggungjawab.... apapun aku sendiri pn tiada jawapan bagi persoalan hidup aku.
dulu, aku ada segalanya.....
tapi kini aku adalah segalanya...


dah hampir 2 tahun abah pergi
slama tu jugaklah aku aku sebagai pengganti....
kadang2 aku penat, letih
tapi semua tu aku pendam jer dalam ati

sebab aku nak pastikan orang2 yang aku sayang bahagia
walaupun aku merana
aku nak jd mcm abah blh kawal segalanya dalam rumah
tapi, aku tak mampu
aku tak boleh ganti tempat abah....

susah sgt ker
aku nak tengok adik2 aku berjaya
payah sgt ker
aku nk tgk adik2 aku ada masa depan yang cerahh

semua tu impian aku
aku harap sangat adik2 aku akan sedar bahawa hidup ni panjang dan terlalu banyak lagi cabaran yang akan datang....


aku sayang adik beradik aku




Saturday, June 13, 2009

kelebihan surah yusuf


assalaamu’alaikum wbt....


Tentu saja semua surah dalam Al-Qur’an itu penting dan istimewa. Bahkan tidak ada satu ayat pun yang sia-sia dan tidak berarti. Namun penggalian terhadap keistimewaan masing-masing surah tersebut nampaknya masih belum optimal.

Kali ini, saya ingin menyampaikan beberapa poin penting yang membuat surah Yusuf menjadi demikian penting dan menarik untuk dipelajari. Anggaplah sekedar tambahan motivasi untuk mempelajari Al-Qur’an secara lebih mendalam, dimulai dari surah Yusuf. Bagaimana pun saya tidak mengklaim bahwa tidak ada keistimewaan surah Yusuf selain poin-poin di bawah ini. Harapan tulus saya adalah agar poin-poin di bawah ini segera dikembangkan, dan segera muncul pemikir-pemikir Islam yang dapat menjelaskan lebih baik lagi daripada sekedar pembahasan sekilas pandang semacam ini.
Keluarga yang Istimewa hanya sedikit saja keluarga yang seistimewa keluarganya Nabi Ibrahim as. Beliau adalah Nabi yang dipuji setinggi langit di dalam Al-Qur’an, memiliki dua anak yang keduanya juga Nabi (yaitu Nabi Isma’il as. dan Nabi Ishaq as.), kemudian keduanya melahirkan bangsa yang besar (yaitu Bani Ismail dan Bani Israil). Nabi Ishaq as. memiliki seorang putra yang juga seorang Nabi, yaitu Nabi Ya’qub as. Nabi Ya’qub as. konon memiliki dua belas orang anak, dan salah satunya adalah Nabi Yusuf as.
Perlu dicatat di sini bahwa Nabi Ibrahim as. pernah memohon kepada Allah SWT agar kemuliaan diberikan pada semua anak-keturunannya. Akan tetapi, Allah tidak mengabulkan permintaan itu begitu saja. Bagaimana pun, akan ada di antara keturunan Nabi Ibrahim as. yang tersesat, sekiranya mereka tidak berhati-hati. Hal ini terbukti dalam kasus Nabi Yusuf as., di mana sepuluh orang saudaranya bersekongkol untuk menyingkirkan dirinya, dan tinggallah satu orang saudaranya (yang dikenal dengan nama Bunyamin) yang tidak bergabung dalam persekongkolan tersebut.
Memang menarik menyaksikan kenyataan bahwa anak seorang Nabi belum tentu menjadi Nabi, bahkan saleh pun belum pasti. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita untuk menolak paham ‘keturunan’, di mana banyak orang menyangka bahwa seorang raja akan mewariskan kebijaksanaannya pada anak-anaknya, atau seorang kyai akan beranak kyai pula.
Bangsa yang IstimewaBani Israil memang sebuah bangsa yang teramat istimewa. Banyak Nabi dan Rasul lahir di tengah-tengah mereka, namun sebagian besar dari mereka justru durhaka kepada Allah. ‘Israil’ adalah nama panggilan Nabi Ya’qub as. Dengan demikian, ‘Bani Israil’ merujuk kepada anak-anaknya Nabi Ya’qub as. Dengan demikian, kisah keluarga Nabi Ya’qub as. sudah jelas berkaitan erat dengan sejarah bangsa Bani Israil.
Kisah hidup Nabi Yusuf as. menandai sebuah titik penting dalam sejarah Bani Israil. Pada masa beliaulah terjalin hubungan yang erat antara Bani Israil dan bangsa Mesir. Bahkan Nabi Yusuf as. dengan suksesnya mendapatkan kedudukan sebagai Bendaharawan Negara, padahal beliau bukanlah orang Mesir. Pada masa itu pula anak-anaknya Nabi Ya’qub as. yang lain datang ke Mesir dan menjalin hubungan damai, sehingga bisa diperkirakan pada masa ini pulalah mereka bermigrasi ke Mesir dan menjadi penduduk negeri itu sepenuhnya.
Namun, setelah beberapa lama, hubungan antara bangsa Mesir dan Bani Israil memburuk. Bani Israil akhirnya diperlakukan sebagai warga kelas dua di negeri itu, sampai akhirnya diutuslah Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. yang memimpin mereka untuk melarikan diri ke luar Mesir. Ironisnya, meski telah nyata kebenaran ajaran Nabi Musa as., sebagian besar dari mereka tetaplah ingkar.
Sepeninggalan Nabi Musa as. dan Nabi Harun as., diutus pula Nabi Daud as. yang terkenal karena kepahlawanannya, Nabi Sulaiman as. yang dikagumi karena memiliki banyak pasukan dari bangsa hewan dan jin, dan banyak Nabi-Nabi mulia lainnya. Akan tetapi, Bani Israil tetap saja rajin membangkang. Mereka mencelakai para Nabi, termasuk Nabi Yahya as. dan Zakaria as. Mereka pun mencoba membunuh Nabi ‘Isa as. Dan ketika Allah SWT mengutus Nabi penutup dari luar kalangan mereka (yaitu Nabi Muhammad saw.), mereka terus memberikan perlawanan.
Surah yang IstimewaSurah Yusuf terdiri dari 111 ayat. Bukan jumlah ayat yang istimewa, karena banyak yang lebih panjang, banyak pula yang lebih ringkas. Namun keistimewaannya terletak pada kekhususan surat ini, yaitu khusus membahas kisah hidup Nabi Yusuf as. Kita menjumpai surah Huud, Nuuh, Muhammad, dan Ibraahiim, namun surah-surah itu tidak terfokus pada kisah hidup para Nabi yang namanya dijadikan judul surah. Hal ini saja sudah membuktikan bahwa kisah hidup Nabi Yusuf as. memang mengandung banyak hikmah, sehingga Allah menyusun satu surah dalam Al-Qur’an yang membahasnya secara khusus.
Pelajaran yang IstimewaJika kita baca di ayat-ayat awal, kita akan mendapatkan kesan bahwa Nabi Muhammad saw. sendiri diperintahkan untuk mengambil hikmah dari surah ini. Kesan ini semakin kuat ketika mendengar Sayyid Quthb menjelaskan dalam Tafsir Fii Zhilaalil Qur’an karyanya bahwa surah ini diturunkan pada masa-masa setelah tahun duka cita (yaitu tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah ra. yang selalu gigih mendukung dakwah Rasulullah saw.) dan sebelum hijrah. Dengan kata lain, surah ini turun pada saat-saat terberat dalam masa kenabian Rasulullah saw. Ini tentu semakin membuat kita yakin bahwa dalam surah ini ada hikmah-hikmah tersembunyi yang membimbing Rasulullah saw. untuk melalui masa-masa berat itu dengan baik.
Menariknya lagi, kisah hidup Nabi Yusuf as. dan Nabi Muhammad saw. pun banyak kesamaannya. Sebutlah diantaranya :
*Pendeta Bahira meminta Abu Thalib untuk menyembunyikan kenyataan bahwa Muhammad saw. akan menjadi seorang Nabi ketika beliau masih kanak-kanak, sebagaimana Nabi Ya’qub as. menyuruh Yusuf as. untuk merahasiakan mimpinya tentang sujudnya matahari, bulan dan sebelas bintang.
*Rasulullah saw. diperangi oleh saudara-saudaranya sendiri dari Bani Hasyim, sebagaimana Nabi Yusuf as. dimusuhi oleh saudara-saudara kandungnya.
*Rasulullah saw. menyingkir ke negeri lain untuk menyelamatkan diri, sementara Nabi Yusuf as. dibawa pergi ke negeri lain juga. Bedanya hanya pada inisiatif kepergiannya. Yang jelas, kepergian mereka dari kampung halaman telah menjamin keselamatannya.
*Rasulullah saw. digoda dengan kenikmatan duniawi yang ditawarkan oleh orang-orang Quraisy di Mekkah, sebagaimana Nabi Yusuf as. digoda oleh istri seorang pembesar Mesir yang merupakan majikannya sendiri.
*Rasulullah saw. terasing (karena diboikot) dari kaumnya, sementara Nabi Yusuf as. diasingkan di dalam penjara.
Pada kenyataannya, Rasulullah saw. memang benar-benar menaruh perhatian khusus pada kisah Nabi Yusuf as. Ketika beliau memasuki kota Mekkah sebagai pemenang, beliau bersabda pada warga Mekkah yang khawatir akan dibantai oleh pasukan Islam, beliau mengutip kata-kata Nabi Yusuf as. pada saudara-saudaranya : “Pada hari ini tidak ada celaan terhadap kalian. Pergilah, karena kalian semua bebas!”

Wednesday, June 10, 2009

ABAH


merindui kasih abah
Saat merenung potret mu
Terlakar kenangan indah
Mekar dalam memoriku
Bertapa bahagia nya aku dahulu
Punya ayah ….
Punya ibu…..

Tanpa sedar
Air mata ku mengalir di pipi
Tanpa ku seka….. tanpaku rela
Kehangatan airmataku
Berlalu jua

Entah kali ke berapa
Aku tak pasti…
Yang pasti hati anak mu ini
Amat merindu

Rindukan si ayah
Rindukan manjanya ayah
Yang selalu di sisi
Yang selalu menyanyangi

Kadang dicuba berjuang tanpa mu
Kadang digagah ambil tugas mu
Namun ku langkah terasa gagah
Namun diluah terasa payah

Anakmu terlalu merindu
Anakmu ingin memelukmu
Hadirlah abah dalam mimpiku
Datanglah abah tegurlah daku

Keegoan diri Memakan hati
Angkuhnya hati membawa diri
Tiada tempat untuk berbicara
Tiada insan sudi mendengarnya…

Mana dahan untuk ku gapai
Mana ranting memberi bahagia
Tangan kuhulur tiada menyambutnya
Tanda anakmu sangat menderita